buah pikiransepak bola

Semen Padang FC, pilihan berbuah manis

 

Akhirnya penantian selama 20 tahun usai sudah saat wasit meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir. 3-1 untuk keunggulan tim tuan rumah Semen Padang FC atas tamunya Persiraja Banda Aceh. Sekaligus mengunci gelar juara Indonesia Premier League (IPL) musim perdana – secara penuh – 2011/2012. Ini merupakan gelar juara kedua setelah menjuarai Piala Liga tahun 1992 pada era Galatama yang diganjar dengan tiket tampil di Piala Winners Asia tahun 1993. Semen Padang juga sempat menjuarai Divisi Satu Galatama pada tahun 1983.

Lebih memilih IPL dibanding ISL

Sebagai pendukung Semen Padang saya agak kecewa saat Semen Padang memilih untuk mengikuti IPL dibanding dengan Indonesia Super League (ISL) yang selama 3 musim memberikan tontonan sepakbola yang menghibur dengan komposisi pemain-pemain yang berkualitas, dibandingkan dengan IPL yang disinyalir diadakan untuk menyelamatkan klub-klub baru yang mengikuti IPL musim 2010-2011. Hal ini memang terbukti ada benarnya dengan munculnya dualisme klub-klub yang memiliki dukungan fanatisme yang besar seperti PSMS Medan, Persija Jakarta, hal yang sedikit berbeda dengan Arema Indonesia yang lebih kepada masalah dualisme manajemen.

Namun manajemen memiliki alasan yang masuk akal saat memilih berlaga di IPL  yang mana pada pertandingan perdana melawan Persib Bandung dengan skor 1-1, namun karena Persib Bandung menyeberang ke kompetisi ISL maka hasil pertandingannya pun dibatalkan.

Selain disinyalir sebagai ajang menyelamatkan klub peserta IPL 2010-2011 yang terhenti di tengah jalan, kualitas peserta baik klub maupun pemainnya ya dapat dikatakan pas-pasan. Ibarat perasan santan kelapa, ini udah perasan yang ketiga, ngertikan maksud saya?  Tidak?? Baiklah akan saya jelaskan…

Dari segi klub yang mengikuti IPL, jika berkaca pada ISL musim 2010-2011 maka klub yang hijrah ke IPL adalah klub-klub yang tidak mampu atau sulit bersaing di ISL, seperti PSM, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persijap Jepara, dan Bontang FC.

PSM dan Persema adalah 2 klub perdana yang menyeberang ke IPL saat ISL 2010-2011 masih berlangsung. PSM dengan alasan merasa di zhalimi di ISL dan Persema karena merasa IPL lebih dikelola secara profesional ketimbang ISL. Namun kedua klub ini memiliki kesamaan, yaitu sama-sama pernah dikalahkan di kandang sendiri oleh Semen Padang pada kompetisi ISL 2010-2011 sebelum hijrah ke IPL. Persema dikalahkan dengan skor 2-3 dan PSM dengan skor 0-1 yang berujung kerusuhan supoter di Matoangin.

Persibo Bojonegora yang sebelumnya merupakan juara Divisi Utama ternyata mengalami awal yang tidak bagus di kompetisi ISL. Minimnya dana membuat tim ini hanya memiliki persiapan yang seadanya sehingga banyak yang memprediksi bahwa tim ini akan sulit bersaing. Meski sudah menyeberang ke IPL, tetap saja Persibo tidak mendapat hasil yang memuaskan dan finis di urutan 8 kompetisi setengah jalan IPL.

Bontang FC dan Persijap Jepara mengikuti IPL saat IPL diakui sebagai kompetisi resmi dibawah federasi (PSSI, AFC, FIFA). Meski alasannya boleh demikian namun jika melihat perjalanan kedua klub ini di ISL tetap saja klub ini akan jadi bulan-bulanan klub lain.

Bagaimana dengan klub yang lain? Lihat saja komposisi pemainnya! Inilah yang saya sebut dengan perasan santan ke tiga. Maksudnya (bukan bermaksud meremehkan) jika pemain yang berkualitas itu berlaga di ISL dan Divisi Utama, maka yang ada adalah sisa-sisa yang tak terkontrak oleh klub-klub yang berlaga di 2 kompetisi itu. Meski ada juga yang ber­-skill, namun yang pas-pasan lebih banyak.

Pilihan itu berbuah manis

Dan ternyata setelah waktu berlalu, pilihan berlaga di IPL ternyata tidak salah. Karena,

  1. Semen Padang berlaga di Liga yang diakui oleh federasi (PSSI, AFC, FIFA) dan ini dibuktikan dengan dimuatnya klasemen IPL di situs FIFA.
  2. Menjadi juara liga Indonesia untuk pertama kalinya.
  3. Dengan menjuarai IPL maka terbuka kesempatan untuk berlaga di kejuaran antar klub Asia, dalam hal ini Asian Champion League (ACL). Meski ada yang memperdebatkan siapa yang berhak tampil, Sriwijaya FC atau Semen Padang? Namun Ketua PSSI Djohar Arifin Husin (ini ketua PSSI kita yang diakui oleh AFC dan FIFA) menyatakan bahwa Semen Padanglah yang berhak tampil di ACL alias jatah Indonesia di LCA milik Semen Padang.
  4. Menyumbangkan pemain untuk Tim Nasional seperti Jandia Eka Putra dan Hengky Ardilles (untuk pemain asli Sumatera Barat), Joshua Pahabol, Ricky Akbar Ohorela (masuk skuad Indonesia saat melawan Bahrain yang berakhir dengan skor 10-0), Vendry Mofu, Ferdinan Sinaga, Abd Rahman, Samsidar.
  5. Berpeluang untuk meraih dua gelar dalam 1 musim dan ternyata di kalahkan Persibo Bojonegoro 1-0 di final Piala Indonesia 2012.

*****

Sebagai penutup, rasanya ucapan terima kasih sangat layak di berikan kepada PT Semen Padang yang sejak era Galatama hingga sekarang senantiasa mendanai klub sekaligus sebagai sarana promosi perusahaan, serta suporter setia Spartack’s dan The Kmers’s. Sekali lagi, selamat untuk Semen Padang.

Kami telah membuat sebelum yang lain memikirkannya.

 

16 Jul 2012

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *