buah pikiranwaktu kuliah dulu

Sumbangan tuk Acara Pemuda

28 Mei 2011

Tadi malam selepas sholat isya pas sedang ngumpul dengan anak-anak kost lantai 2 tiba-tiba muncul di depan pintu 2 pria dengan kaos oblong salah satunya berkepala plontos, dan berkata: misi da …minta sumbangan tuk acara pelantikan pengurus kepemudaan daerah siko. Ups..agak kaget juga, anak-anak yang berada didalam kamar yang lagi khusyuk main Pro Evolution Soccer 2010 terdiam tapi dengan cepat Yudha dapat menenangkan diri.

Lalu mereka menyodorkan sebuah proposal yang bersampul biru dengan tulisan dengan ukuran yang cukup besar, dan ternyata itu adalah sebuah hadist tentang pemuda.

Proposalnya Yudha baca dan sederhana namun mengena, pada latar belakang tercantum ayat-ayat tentang peran pemuda, kutipan Soekarno mengenai pemuda serta peran pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keren. Sepertinya yang membuat proposal ini adalah mahasiswa, karena bahasa cukup bagus dicerna dengan santai dan padat.

Pada lampiran terdapat susunan kepanitiaan, ramainya minta ampun, mulai dari pelindung, Pembina, penasehat, ketua, dan seterusnya. Tapi pas lihat susunan acaranya…walah…jelas sudah belangnya.

Di susunan acara pada acara terakhir tertulis “hiburan malam”…ya…… hilang sudah respek Yudha. Sebelumnya Yudha telah menduga hal tersebut. Yudha lihat daftar donator ternyata sudah cukup banyak yang menyumbang, mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 100.000 an lebih. Karena Yudha kehilangan minat untuk menumbang, yudha minta pada mereka yang ada dikamar untuk menyumbang, dari 6 orang dapat Rp 3000, Yudha hitung jumlah orang kurang lebih ada 10, maka Yudha ke kamar, ambil dompat terus keluarkan uang Rp 10.000. Anggap aja 1 orang nyumbang Rp 1.000. uangnya Yudha selipkan di dalam proposal.

Pas mau mengembalikan ternyata mereka ada 3 orang, sambil mengobrol salah satunya berkata: aden, hiburan malam se yang den nantinyo…” mandeh..ckckck…

Proposal Yudha kembalikan terus mereka pun pergi. Niat acara (bukan niat orang yang minta sumbangan tadi ya) sepertinya baik, mencoba bagaimana mengelola pemuda sekitar didalam sebuah wadah organisasi, tapi sepertinya mereka memiliki sudut pandang yang lain.

Respek terhadap organisasi kepemudaan sudah semakin pudar, sebagian masyarakat (termasuk Yudha) memandang itu sebagai tempat berkumpulnya pemuda yang tidak produktif dan mengerjakan hal-hal yang kurang bermanfaat. Kadang-kadang diketua oleh preman, meskipun diketua seorang preman pun tidak menjadi suatu persoalan, yang penting organisasinya jalan dan mampu membina anggota untuk lebih produktif dan kreatif. Bukan sekedar alat untuk mengumpulkan dana dan membuat acara hura-hura.

 

 

28 May 2011

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *