aktivitas pasca kampusbuah pikiran

Ikut Survei LSI

Adalah Marde yang mengajak Yudha untuk ikutan dalam sebuah survei diadakan oleh sebuah LSM. Mendengarkan cerita yang disampaikannya beserta pengalaman yang dialaminya serta balas jasa yang didapatkannya dari survei tersebut membuat Yudha tertarik untuk ikut serta. Tidak Yudha sendiri, tapi juga Rizqi Azmi. Dan Yudha menyebut ini adalah sebuah PERTUALANGAN.

 

Minggu, 3 April 2011

Pertemuan di masjid Al Jadid, selepas Maghrib dengan Marde (mantan teman seperjuangan di MPM KM UNAND periode 2008-2009 dulu) sambil mencicipi sate ceker ayam sebagai awal cerita. Beliau mengatakan akan ada survei yang dilaksanakan oleh LSM tempat beliau sekarang mangkal alias berkegiatan.

Pada pertemuan tersebut tidak dijelaskan kita akan survei apa dan dimana, dengan alasan belum tahu. Yang jelas kami diminta untuk berkumpul di kantor LASP (tempat Marde kerja sekarang) di Sarang Gagak, Andalas pukul 10.00 WIB. Pada pertemuan tersebut akan dijelaskan apa yang akan dilakukan dan segala hal yang berkaitan. Pesan Marde: siapkan pakaian untuk 3 hari karena kemungkinan kita akan berangkat sore harinya ke lokasi.

Wow…3 hari, berarti Yudha harus libur dari kegiatan Yudha selama ini di Dekanat Fakultas Ekonomi. Tapi tak apalah.

 

Senin, 4 April 2011

Paginya Yudha sms kak Ira (rekan kerja di Dekanat) bahwa Yudha izin karena ikut survei barang 2-3 hari. Karena acaranya jam 10, maka masih ada waktu tuk persiapan. Siapkan baju untuk 3 hari, pakaian dalam, peralatan mandi dan cas HP.

Agak bingung juga mau pakai baju apa tuk jam 10 nanti, karena ini tuk pertama kalinya Yudha bersinggungan dengan LSM. Maka diputuskan tuk memakai baju kaos berkerah Semen Padang dan celana Jeans hitam, pakai sepatu. Tiba-tiba ada SMS dari Rizqi Azmi mengajak berangkat bareng, dan tawaran ini Yudha terima.

Sampai di Kantor LASP ternyata sudah banyak yang hadir, rata-rata mahasiswa FISIP. Marde bilang bahwa beberapa dosen FISIP UNAND juga berkecimpung di LASP ini. Lalu Rizqi Azmi berkomentar: Pantesan mahasiswa FISIP ada yang susah tuk bimbingan, dosenya sibuk ngurusin proyek.

Ternyata pertemuan dimulai sekitar jam setengah 11, dimulai dengan perkenalan masing-masing orang, dan diteruskan dengan presentasi mengenai Lembaga Survei Indonesia yang disampaikan oleh Koordinator LSAP. Jadi survei yang akan diadakan ini berada dibawah bendera Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Ada pernyataan menarik bahwa LSI ini adalah independen, dulu sempat pecah karena ada petinggi LSI yang dekat dengan SBY, sehingga akhirnya LSI pecah menjadi 2, yaitu Lembaga Survei Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia. Kita independen karena kita hanya menyurvei, tidak memenangkan, beda dengan yang lain yang menyurvei sekaligus ikut memenangkan. Karena keakuratan data survei kita, maka LSI sering bekerjasama dengan Partai Demokrat dan PDI-P.

Selesai presentasi mengenai LSI, selanjutnya adalah pelatihan pengisian modul kuisioner yang akan digunakan untuk survei nanti. Cukup rumit namun tidaklah terlalu sulit. Cukup panjang untuk diceritakan dan Yudha pun malas untuk menceritakannya.

Tenyata kita akan melaksanakan survei di Kabupaten Muaro Bungo, Jambi. Wow…jauh…sempat ragu juga, tetapi karena perginya sama-sama, jadi terasa lebih ringan.

Dari diskusi kami bertiga, lebih baik pergi pake motor, lha? Motor siapa ya yang dapat dipinjam selama 2-3 hari dengan tujuan Muaro Bungo. Seraya menunggu kuisioner yang akan dibawa ke Muaro Bungo (kuisioner langsung dari Jakarta), maka kami pun sibuk mencari pinjaman motor.

Ada 2 nama yang berkemungkinan motornya dapat Yudha pinjam, satu dengan peluang bisa tapi sangat keberatan, satu lagi bisa dengan sedikit keberatan. Pasang 1000 tuk 60 menit nelpon, Yudha hubungi yang bersangkutan. Berkat lobi Marde, motorpun didapatkan, Rizqi Azmi pun sama, beliau juga sibuk mencari motor pinjaman karena melihat kondisi motor beliau yang cukup mengenaskan, rasanya tidak mungkin tuk dibawa jauh dari Kota Padang.

Selepas ashar kargo pun tiba, dan ternyata isinya Cuma baju. Akhirnya diputuskan untuk berangkat ke Muaro Bungo keesokan harinya. Ya kesal juga sih, habis sudah 1 hari untuk kegiatan yang kurang produktif, tapi setidaknya dapat makan siang gratis.

 

Bersambung…

12 Apr 2011

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *