aktivitas pasca kampus

Ikut Survei LSI – Bagian Akhir

Sabtu, 9 April 2011

Apapun itu, kami berharap inilah hari terakhir kami untuk berada di Muaro Bungo, bukan karena tidak suka, tapi karena rasa rindu untuk bertemu dan mencicipi serta menikmati kembali kehangatan di malam hari bersama kasur tercinta yang telah seminggu di tinggalkan. Bagaimanakah kabarnya?, adakah orang lain menidurinya?. Untuk kasur Yudha pasti tidak karena segala akses untuk kesana telah dikunci.

Selepas subuh, Marde dan Rizqi Azmi memilih tuk melanjutkan tidurnya, ckckck…tapi tak selang begitu lama muncullah sebuah sosok yang tak asing bagi Yudha, saudara Nofaldi yang pada akhirnya beliau dengan memelas meminta kaos oblong LSI. Dengan rasa tidak tega, tidak tega melihat wajah memelasnya dan tidak rela tuk kehilangan kaos jatahan, akhirnya  kaos tersebut itu berpindah tangan juga. Sedih Yudha, tapi sudah terlanjur, jadi harus diikhlaskan, walaupun pada awalnya tidak. Pagi itu dari pada bengong, kami pun memilih tuk main pimpong ala pemula. Ya lumayanlah tuk olahraga pagi.

Di kantor si Mas hanya ada 1 kamar mandi, dan pada saat itu ada sekitar 20 orang, maka tak anyal lagi, kamar mandi pun digilir satu persatu, mulai dari jam sampai kami selesai main pimpong, kamar mandi tak henti-hentinya menerima tamu. Baru sekitar jam 9an, di kantor yang tersisa hanya kami ber6, Yudha, Rizqi Azmi, Marde, Nofaldi, si Mas, dan temannya yang namanya Yudha lupa.

Selesai kami mandi dan berdandan dan bersiap-siap tuk pulang ke Padang, ada tawaran dari si Mas tuk jadi pembicara ke sekolah-sekolah dalam rangka memperkenalkan dunia kampuih. Sebuah tawaran yang menarik, tapi keinginan tuk pulang lebih besar dibanding berlama-lama di Muaro bungo. Maaf ya mas, mungkin lain kali.

Untuk hari terakhir di Muaro Bungo ini tak banyak hal yang dapat diceritakan karena kami lebih banyak berada di atas jok motor melakukan perjalanan pulang yang melelahkan. Selama perjalanan Yudha senantiasa menghitung telah berapa KM yang kami tempuh dan berapa KM lagi jarak menuju rumah, rumah Marde lebih tepatnya. Dan jika kita mencoba tuk menghitung jarak, maka waktu terasa sangat lambat berlalu.

Sempat terjadi insiden dimana kaca spion marde sebelah kiri pecah. Namun pecah kaca ini telah diprediksi sebelumnya karena kaca spionnya sudah retak, tinggal menunggu benturan dengan kekuatan yang cukup, maka pecahlah kaca tersebut.

Ternyata benen ban belakang motor Yudha telah sakratul maut, telah hampir habis umur teknisnya. Yudha kira karena bannya bocor, eh ternyata karena benennya yang harus diganti, maka sebelum berangkat Yudha ganti saja benennya, dan untuk hal tersebut kena Rp 35.000 plus tambah angin tuk motor Marde dan Rizqi Azmi.

*****

Kami sampai di Solok agak sore, tiba-tiba datang SMS bahwa kuisioner harus segera dikumpulkan hari itu juga, namun kami lebih memilih tuk mengumpulkan kuisioner keesokan harinya, terlalu letih tuk melanjutkan perjalanan ke Padang, lagi pula pada malamnya ada pertandingan bola Liga Super Indonesia, ya mending nonton dululah.

Malamnya kami sibuk tuk merampungkan kuisioner beserta atributnya. Merapikan kuisioner, mengubah jawaban yang kami tandai pakai pinsil ke pena, ternyata kerjaan menghapus tanda pinsil ini dan menandai jawaban dengan pena membutuhkan waktu yang lama, meski yang kami kerjakan itu hanya 10 kuisioner. Kalau tau begini, akan lebih efisien jika waktu wawancara langsung memakai pena saja.

Menjelang tengah malam segala tetek bengeknya selesai Yudha kerjakan dengan cukup rapi, Yudha lihat Marde sudah tidur duluan, Rizqi Azmi masih belum selesai, karena ngantuk Yudha langsung saja tidur.

*****

Penutup

Honor diberikan saat kita menyerahkan kuisioner. Hitung-hitungannya adalah 1 kuisioner dihargai Rp 35.000, lumayanlah, eh ternyata ada kejutan juga, bukan penambahan bonus, tapi ada potongan Rp 1000/kuisioner untuk uang pulsa, karena setiap kita selesai wawancara, koordinator selalu melakukan cek ulang dengan menelpon responden. Terang saja ini membuat Rizqi Azmi dan Marde agak kaget, karena yang menelpon koordinator ada inisiatif mereka dengan pulsa sendiri, bukan ditelpon. Namun apa boleh buat. Apa yang ada kami terima saja.

Kusioner kami berikan pada hari Minggu, 10 April 2011. Dari hasil hitung-hitunga, alhamdulillah dapat juga oleh Yudha Rp 500.000 dari hasil survei ini, alhamdulillah. Kalau ada kesempatan lagi Yudha, Yudha ingin survei lagi, tapi kali ini Yudha akan mencoba tuk lebih selektif, mengenai tempat dan… besaran honor tentunya.

Sebelumnya  Selesai

 

10 Jun 2011

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *