buah pikiranwaktu kuliah dulu

Hati Hati Minum Obat Setelah Makan

Ada hal yang menarik terjadi hari ini, menarik menurut pendapat Yudha pribadi, hari ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama kuliah di Universitas Andalas, Yudha datang dan berkunjung ke Poliklinik Kesehatan di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa dalam rangka mencari kesembuhan alias berobat.

Sudah 1 minggu ini badan terserang penyakit komplikasi yaitu demam, batuk yang agak berdahak-dahak, hidung tersumbat plus salemo, meriang, dan senantiasa merasa kedinginan. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama dan berlarut-larut, ini membuat peforma diri menurun dan jarang berolah kanuragan. Jangankan untuk olah kanuragan, naik tangga di tempat kost saja sudah ngos-ngosan dan keringat bercucuran. Ya…wajarlah ngos-ngosan…saluran pernafasan tersumbat oleh ingus alias salemo. Oleh karena itu, ini semua harus diakhiri walaupun Yudha sadar sakit itu datangnya dari Allas SWT, entah itu sebagai cobaan atau pengurangan dosa. Yang jelas, tanpa sakit kita tidak akan bisa mensyukuri bagaimana sehat itu. Sakit itulah yang membuat kita sadar betapa nikmatnya sehat itu. Dengarkan lagu Muhasabah Cinta dari Edcosutic sebagai referensi lain.

Setelah sholat dzuhur dan membeli Media Indonesia edisi hari ini, Yudha ayunkan tangan dan melangkahkan kaki menuju PKM atau lebih tepatnya Poliklinik untuk berobat. Sesampainya Yudha disana, yang jaga (jenis kelamin wanita umur diperkirakan sendiri saja…kira-kira akhir 20 tahunan akhirlah, berkulit putih, berat badan diperkirakan sama dengan Yudha, 70kg kurang lebih) menyambut Yudha disana, seraya bertanya: “Manga diak?” Yudha jawab:”Beli simin kak”…hahahah…bukan itu jawabnya. Pertanyaan basa basi banget, ngapain juga ke klinik kalau bukan untuk berobat. Ada-ada saja.

Beliau pun kembali bertanya:”Udah pernah berobat kesini sebelumnya?” Yudha jawab “belum, ini perdana”, trus beliau mengambil secarik kertas berwarna putih berukuran A5 (setengah A4) dan mulai menuliskan sesuatu, mau tau apa?…yang pasti beliau menulis nama dan fakultas Yudha disana. Selesai dengan itu, Yudha diajak ke ruang dokter.

Dengan dokter (jenis kelamin perempuan, berjilbab biru, kulit agak gelap, kurus, lebih ringan dibanding kakak yang satu lagi) Yudha ditanyain pertanyaan standar, kapan mulai sakit, apa yang terasa sekarang, apa keluhan…bla…bla….bla….dan akhirnya beliau memutuskan racun apa yang akan diberikan ke Yudha, obat maksudnya (obat tu kan sejenis racun bukan?)

Beliau berpesan istirahat yang cukup, trus Yudha ng dikasih multivitamin karena lebih baik makan buah saja atau minum jus, kalau minum jus gulanya sedikit saja. Terakhir beliau berpesan, minum obatnya setelah makan…15 menit setelah makan (whaaaat?)

Untuk pertama kali Yudha mendengar minum obat 15 setelah makan, biasanya dan pada umumnya orang minum obat langsung setelah habis makan. Selesai makan, ambil air segelas, ambil obat, masukin ke mulut, lalu telan dengan air. Tapi 15 menit ba’da makan? Ini baru pertama kali mendengar.

Akhirnya beliau menjelaskan kenapa harus 15 menit setelah makan, karena pada umumnya orang hanya tahu minum obat setelah makan itu, asumsinya selesai cuci tangan atau makan selesai langsung minum obat, ternyata itu keliru kawan-kawan!…bukan itu maksudnya.

Harus ada jeda antara minum obat dan selesai makan, ini dianjurkan agara obat dapat terserap maksimal oleh tubuh, karena jika kita langsung minum obat begitu selesai makan, proses penyerapan obat oleh tubuh tidak maksimal karena tubuh menganggap obat tersebut sama dengan makanan yang baru saja kita konsumsi. Jadi dianggap bukan obat. Tentu saja kalau penyerapan obat tidak maksimal, daya mangkuih alias kemujaraban obat tidak akan optimal, bisa saja penyakit kita jadi lambat sembuhnya.

Tentu penjelasan yang begini masih jauh dari kesan ilmiah, mohon maaf, Yudha bukan termasuk ahli dibidang ini, jadi mohon maaf lagi kalau penjelasannya kurang ilmiah.

Yang jelas, minum obat setelah makan adalah minum obat setelah 15 setelah makan, kita memberi waktu jeda pada tubuh untuk menyerap makanan yang kita makan terlebih dahulu, setelah itu baru kita makan obat.

Semoga bermanfaat, dan hati-hati minum obat setelah makan. Untuk lebih menambah pemahaman, Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam minum obat:

  1. Periode Minum

Disini maksudnya jika sakit dan harus minum obat tiga kali sehari maka minum obatnya tidak boleh sekehendak hati. Kita seringkali minum kalo ingat saja, atau minumnya tidak jelas kapan dan suka lupa. Maksud 3 x 1 tablet sehari artinya minum obatnya tiap 8 jam sekali, kalo 2 x 1 tablet artinya 12 jam sekali minum. Karena dalam satu hari ada 24 jam jadi dibagi berapa kali minumnya. Jadi meski kita minum obat sudah tiga kali sehari tapi periodenya tidak tepat atau malah molor maka kadarnya obatnya tidak akan efektif.

  1. Sebelum Makan atau Sesudah makan

“Boleh diminum kapan saja” Tetapi di lain pihak masyarakat bertanya-tanya, benarkah obat ini aman diminum tanpa makan terlebih dahulu. Tidakkah hal ini akan berpengaruh terhadap lambung dan beribu pertanyaan lain yang timbul dibenak tentang interaksi yang mungkin terjadi antara obat dan makanan.

Banyak orang beranggapan yang penting obatnya sudah saya minum ternyata tidak se simple itu. Beberapa obat ada yang absorbsinya baik jika perut kosong atau perut terisi.

Sebetulnya bagaimana makanan dapat mempengaruhi kerja obat? Obat yang diberikan secara oral  akan melalui saluran pencernaan terlebih dahulu. Oleh karena itu hasil kerja obat di dalam tubuh manusia sangat mungkin dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsinya. Mekanismenya bisa terjadi melalui penghambatan penyerapan obat atau dengan mempengaruhi aktivitas enzim di saluran cerna ataupun enzim di hati.

Ada 2 kemungkinan hasil interaksi obat dan makanan. Yang pertama interaksi obat dan makanan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau manfaat obat dan yang kedua dapat meningkatkan efek samping atau efek dari obat itu sendiri.

Sebaiknya baca aturan pakai dengan seksama, kalau dikatakan diminum sebelum makan, artinya minumlah obat saat perut kosong (1/2  sampai 1 jam sebelum makan). Sebaliknya kalau tertulis diminum sesudah makan, artinya diminum saat lambung terisi makanan (selesai makan sampai ½ jam sesudah makan) dan ada lagi obat yang diminum saat makan.

  1. Takaran yang pas

Artinya sesuai dosis yang dianjurkan, missal kalo dapat obat dalam bentuk larutan (sirup) di suruh minum satu sendok teh artinya bukan sendok teh kecil yang ada di rumah kita. Sendok kecil umum di Indonesia hanya berkisar 3mL, sementara takaran yang tepat untuk satu sendok teh adalah 5 mL. Biasanya obat sirup sudah ada sendok obatnya (sendok takar) yang mana 1 sendok takar sama dengan 5 mL.

Untuk sendok besar (sendok makan ) yang ada di rumah kita mungkin hanya berkisar 7 mL, sementara takaran yang benar untuk satu sendok makan adalah 15 mL.

Sehingga jika obat yang diberikan tidak dengan takaran yang pas (sesuai) maka dosis obat yang diberikan juga tidak sesuai, bisa jadi dosisnya kurang atau berlebih yang pada akhirnya akan berakibat fatal.

Berikut beberapa pendapat umum tentang minum obat

  1. Sebelum minum obat harus makan terlebih dahulu

Bisa benar, bisa salah

Ada obat-obat yang harus diminum setelah makan karena obat-obat ini mengiritasi lambung, tetapi ada juga golongan obat yang harus diminum sebelum makan, karena adanya makanan dalam lambung dapat menghambat penyerapannya.

  1. Minum obat dengan softdrink bisa mabok

Bisa benar, bisa salah

Softdrink mengandung karbonat yang mudah bereaksi dengan zat kimia lain yang terkandung dalam obat. Oleh karena itu minum obat bersama minuman bersoda sangat tidak dianjurkan. Kalau tentang mabok atau tidak, tergantung obat apa yang dikonsumsi dan bagaimana keadaan tubuh seseorang, karena reaksi obat pada orang yang satu dengan orang yang lain bisa berbeda. Minum obat paling baik dengan air putih.

  1. Vitamin C bisa menimbulkan maag

Bisa benar, bisa salah

Vitamin C bersifat mengiritasi lambung, oleh karena itu jangan dikonsumsi saat perut kosong. Tetapi seiring perkembangan di bidang farmasi, saat ini gugus asam pada vitamin C ada yang diesterifikasi sehinga tidak bersifat asam lagi dan akibatnya tidak lagi mengiritasi lambung (ex:Ester C). Vitamin C jenis ini relatif aman bila diminum sebelum makan.

  1. Obat pusing bisa diminum saat perut kosong

Benar

Obat pusing biasanya mengandung parasetamol atau metampiron. Zat-zat ini penyerapannya akan terhambat dengan adanya makanan dalam lambung. Jadi dianjurkan untuk minum obat ini saat perut kosong agar didapat efek yang cepat.

  1. Tidak boleh minum obat bersama susu

Benar

Susu tersusun atas materi yang cukup kompleks, salah satunya adalah kalsium. Beberapa obat diketahui bereaksi dengan kalsium susu sehingga dapat menghambat penyerapannya misalnya tetrasiklin. Bila penyerapannya terhambat, obat tidak dapat memberikan efek yang diharapkan. Namun ada juga obat yang harus diminum dengan susu contohnya griseofulvin

Kapan Saat yang Tepat untuk Minum Obat?

Mengkonsumsi obat, baik obat bebas atau obat dengan resep dokter termasuk antibiotik sebaiknya tidak dilakukan saat perut dalam keadaan kosong karena dapat menyebabkan efek yang buruk. Selalu gunakan air putih bukan kopi, susu atau teh saat minum obat. Dan yang terpenting selalu ikuti anjuran pemakaian agar terhindar dari efek samping yang berbahaya.

Referensi: disini                                                                                  Padang, 3 Januari 2011

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *