Mahasiswa Politeknik di Asrama Unand
Ada hal menarik yang ditanyakan kepada Yudha setelah selesai memberikan materi tentang kesekretariatan pada acara up-grading pengurus Asosiasi Mahasiswa Asrama (AMA) tanggal 7 November 2010 di ruang studio PKM.
Mahasiswa menghampiri dengan wajah tegang dan berkata: “bang ada yang ditanyakan ke abang” dengan nada seakan-akan mau bertengkar, wajah memerah dan mata mungkin juga agak merah, mau pipis barangkali. Pertanyaannya sederhana saja tapi jika salah menjawab maka diperkirakan akan terjadi disintegrasi mahasiswa (mungkin juga tidak).
Pertanyaannya kurang lebih seperti ini:”bagaimana sih posisi mahasiswa Politeknik? Mahasiswa Unand tidak sih?
Kalau dilihat secara kasat mata tentu mahasiswa politeknik bukan lagi mahasiswa Universitas Andalas, kenapa? Ada beberapa alasan:
- Jalur masuk Politeknik telah dikelola sendiri oleh Politeknik
- Secara administratif sudah beda, yang sama itu adalah cuma pemakaian bus kampus dan lokasi yang masih bersebelahan.
Trus apakah boleh mahasiswa Politeknik ikut berkegiatan di lembaga KM UNAND? Menurut pendapat Yudha tentu saja boleh apalagi kalau bersifat akademis seperti seminar dan pelatihan. Tapi kalau ikut lembaga di KM UNAND semacam BEM KM, DPM atau UKM? Ini perlu pembahasan lebih lanjut.
Proses Pemisahan
Setahu Yudha pemisahan kegiatan kemahasiswaan antara KM UNAND dan Politeknik berawal pada tahun 2008 dimasa kepemimpinan Hanif Dwi Putra (BEM KM UNAND periode 2008-2009 Kabinet Kritis dan Solutif), walaupun gelagat-gelagat sudah terasa pada tahun 2007 yang dilihat dari turunnya animo pemilih pada saat Pemira KM UNAND.
Pada saat itu (periode 2008-2009), Ketua BEM Politeknik pada saat itu menyatakan dirinya sebagai Presiden Mahasiswa Politeknik, padahal pada saat status Politeknik berdasarkan UUD KM UNAND sebelum perubahan kelima adalah salah satu Negara bagian KM UNAND (setara dengan fakultas). Setelah dikonfirmasi, maka muncullah dualisme penyebutan, ketika berada di KM UNAND, dipakai sebutan Gubernur, ketika diluar Unand memakai sebutan Presiden. Tentu ini tidak baik karena ada ketidakjelasan mengenai status. Untuk yang ini saksi sejarahnya adalah M Rizqi Azmi, Mendagri saat itu.
Pemisahan kegiatan kemahasiswa semakin kental seiring lepasnya kendali Unand atas Politeknik, dalam artian urusan administrasi dan keuangan. Jadi proses pemisahan kegiatan kemahasiswaan Politeknik berlangsung seiring mandirinya Politeknik dari UNAND.
Pada periode BEM KM UNAND 2009-2010 (pada saat itu Yudha sebagai Mensesneg) salah satu agenda Departemen Dalam Negeri yaitu Kunjungan Kelembagaan (roadshow) ke Politeknik ditiadakan karena kami saat itu menganggap Politeknik bukanlah bagian dari Negara KM UNAND, dan sepertinya tidak ada yang bermasalah waktu itu karena BEM Politeknik pun tidak mempermasalahkannya. Namun demikian, pada saat open rekrutmen kepengurusan mahasiswa Politeknik masih tetap diterima. Bahkan ketua BAKTI 2009 adalah mahasiswa Politeknik.
Secara ringkas dapat dikatakan, pada saat itu yang terpisah adalah hubungan kelembagaan, bukan mahasiswanya. Namun pada saat ini (Periode 2010-2011) memang tidak ada mahasiswa Politeknik yang menjadi pengurus BEM KM UNAND, ini menurut Yudha adalah sebuah bentuk ketegasan bahwa mahasiswa Politeknik bukan mahasiswa UNAND lagi. Sikap yang sama tentu saja boleh diambil oleh UKM boleh saja tidak.
Tentu akan lebih baik mahasiswa Politeknik berkarya di kampusnya, lagipula kemahasiswaan Politeknik semakin bagus saja dari tahun ke tahun terutama kegiatan Pekan Kreatifitas Mahasiswanya.
Bagaimana kalau diasrama?
Ini baru bisa dikatakan sebuah persoalan, pada asrama mahasiswa UNAND tinggal mahasiswa Politeknik, diasrama ada organisasi kemahasiswa yang disebut dengan Asosiasi Mahasiswa Asrama (berdiri tahun 2007). Bolehkah mereka aktif di AMA, tentu saja boleh, bahkan Sekretaris Jenderal saat ini adalah mahasiswa Politeknik.
Ada sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa “kami merasa didiskriminasi karena mahasiswa Politeknik”. Wah ini Yudha tidak mau menjawab karena kurang tahu mengenai apa yang terjadi.
Pemahaman yang perlu kita luruskan adalah AMA itu adalah Asosiasi Mahasiswa Asrama Universitas Andalas, titik tekannya adalah Mahasiswa Asrama Universitas Andalas, bukan Mahasiswa Universitas Andalas. Jadi, terserah apakah dia mahasiswa UNAND atau bukan (Politeknik). Kecuali secara tegas disebutkan bahwa AMA adalah organisasi mahasiswa UNAND yang tinggal di asrama. Tapi pada kenyataannya adalah tidak.
Sebagai mantan penghuni asrama (tahun 2005) tentu saja Yudha prihatin jika sampai ada dikotomi dia mahasiswa UNAND atau bukan yang berujung pada diskriminasi ringan, seperti pilih-pilih teman, tidak diikutkan dalam kegiatan asrama. Padahal mereka berlindung dari panas dan hujan dibawah atap yang sama.
Seperti yang Yudha sebutkan diatas, apakah kita mahasiwa UNAND atau mahasiswa Politeknik, toh kita adalah anak asrama, sudah sepantasnya kita saling bahu membahu mengharaumkan nama asrama seperti yang Yudha dan rekan-rekan lakukan dahulu, termasuk generasi penerus setelah kami. Sehingga ketika kita keluar dari asrama, kita dengan bangga menyatakan bahwa SAYA ADALAH ANAK ASRAMA UNAND.
Penutup
Ada hal yang perlu kita kritisi dalam rangka memperjelas status hubungan kemahasiswa antara KM UNAND dan Politeknik. Pada Salingka 2010 di halaman ix pada bagian “Warna dan Panji Dies Natalis”, Politeknik dan Politani tidak termasuk lagi padahal pada buku Salingka Unand sebelumnya Politeknik dan Politani termasuk. Namun pada halaman 12 pada bagian “Universitas Andalas pada Masa Sekarang”tersirat bahwa Politeknik dan Politani masih merupakan bagian dari UNAND. Memang sih buku Salingka UNAND jarang diperbaharui isinya, dari hasil penelusuran Yudha buku Salingka UNAND 2005 sampai 2009 isinya sama persis. Namun buku Salingka UNAND tahun 2006 punya memori tersendiri karena ada poto Yudha didalamnya (wwkwkwkwkwk). Agar lebih jelas, tentu akan lebih baik jika kita sumber referensi lain terutama pada mengenai struktur kemahasiswaan di Politeknik, saying untuk yang ini Yudha tidak punya.
Yang jelas, kekisruhan ini hanya terjadi pada level mahasiswa saja, ditataran pimpinan sepertinya aman-aman saja. Maklum saja, mahasiswa selalu punya energi lebih untuk mengurusi hal-hal diluar urusan akademis.
Download upgrading AMA klik disini
8 Nov 2010