waktu kuliah dulu

Jadi Mensesneg…bagian 3

 

Pasca Sidang Umum waktu terasa lambat berlalu, maklumlah biasanya setelah ashar ada kegiatan sekarang sudah mulai berkurang. Sekurang-kurangnya setelah ashar pergi ke PKM, buka sekre (sekre DPM biasanya baru dibuka setelah ashar), hidupkan komputer, browsing internet, menunggu anggota DPM yang lain kalau ada yang datang, rapat komisi dengan anggota yang biasanya panas, dan silaturahim dengan tetangga, atau melaksanakan agenda DPM

Beberapa saat sempat juga ke PKM dengan tujuan melihat perkembangan bantuan dana waktu ikut Rakorwil FL2MI di Pekanbaru, mana tahu sudah cair. Disempatkan juga melirik ke sekre BEM KM tapi tak berani mendekat, bukan tak berani, tapi enggan, ntar ditawarin jabatan menteri lagi.

Sekre BEM saat itu kelihatan ramai, maklumlah lagi OR kepengurusan, sangat kontras dengan sekre DPM yang sepi lagi hening.

Pasca Sidang Umum Yudha memang tidak pernah lagi bertemu dengan seseorang yang mengajak Yudha bergabung di BEM KM, Rizki Kurniawan. Hal ini selain disebabkan Yudha yang memang malas untuk bertemu dengan Rizki dengan senyumnya khawatir kalau nanti ditawari posisi menteri, beliau pada saat itu juga sedang berada di luar negeri mengikuti pertemuan BEM SI.

Pertemuan perdana dengan “kabro” (untuk selanjutnya Rizki Kurniawan kita sebut kabro saja) pasca sidang umum terjadi pada saat Yudha mengikuti acara “Sehari Bersama Bank OCBC NISP” tanggal 30 Mei 2009 di ruang seminar PKM lantai I. Entah mengapa beliau juga ada disana, namun Yudha memperkirakan bahwa bagian kemahasiswaan mengirim undangan ke seluruh lembaga yang ada di PKM.

Jadi pada saat break makan siang di sudut sebelah kanan arah ke lapangan basket, duduklah beliau dengan beberapa orang sambil mengobrol. Hanya satu orang yang Yudha ingat saat itu, yaitu Rayhan Pratama. Salah satu hal yang menjadi topik pembicaraan saat itu adalah pembatalan acara pentas music yang diadakan oleh D3 Ekonomi dengan kedok acara seminar dari Direktorat Pajak.

Seperti kita ketahui bersama bahwa di kampus kita dilarang untuk mengadakan acara pentas music, terutama music rock. Pada waktu itu acara sudah hampir terjadi dan pihak kampus telah memberi izin. Namun pihak kampus tidak tahu bahwa itu adalah acara pentas musik, tentu saja ini menimbulkan sedikit polemik.

Pada saat itu panggung telah didirikan di lapangan basket samping PKM, namun tiba-tiba saja acara dibatalkan beberapa hari menjelang acara. Penyebabnya adalah adanya protes dari kalangan mahasiswa dan ini sempat menimbulkan suasana panas dan konflik, kabro pada waktu itu atas nama BEM KM menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan pencerahan mengapa acara tersebut harus dibatalkan. Akhir cerita acara itu memang batal bahkan panggung sempat dijaga oleh sekelompok mahasiswa agar tidak ada yang mendekatinya. (kira-kira ceritanya seperti itu, kalau ada yang tidak sesuai harap maklum).

Pada pertemuan itu Yudha tetap saja jual mahal biar beliau tidak bisa mendekat atau mencoba akrab, eh dia malah balas jual mahal pula. Yudha bertanya dia menjawad sekenanya saja tanpa ekpresi, sebelumnya kalau bicara dengan Yudha beliau selalu tersenyum. Ya kalau tak senyum tak masalah, peduli amat .

Seminar sehari bersama OCBC NISP itu sangat menyenangkan, banyak doorprize. Dari payung sampai flashdisk 2 gb. Oh ya Yudha ingat, salah seorang yang berhasil mendapatkan payung pada saat itu adalah Hendri (kalau tidak salah). Selesai acara pada jam 15.00 wib, Yudha langsung saja kabur setelah mengambil doorprize karena pada hari itu juga ada janjian photo bareng MPM KM UNAND 2008-2009. Janjiannya sih jam 13.00 tapi Yudha telat, akhirnya kita baru mulai photo jam 5 sore. Itulah saat terakhir kali kami berkumpul dengan lengkap, dan hingga sekarang saat itu tidak pernah terulang kembali. Hasil photonya ya gambar pada cerita pertama.

1 bulan pasca pelantikan presiden belum ada tanda-tanda akan dibentuk pengurus BEM KM, meskipun proses OR telah dilakukan namun susunan kabinet belum juga ketahuan siapa saja yang bakal mendapat jabatan.

Pada saat itu pagi yang cerah Yudha sedang berada di pasar baru, sambil duduk dan mengobrol dengan rekan-rekan tiba-tiba Nokia 3310 Yudha berdering. Pada layar tampil identitas penelpon dan Yudha mengenal orang tersebut. Yudha deg-degan karena yang menelpon ini bukan sembarang orang, orang besar nih yang nelpon Yudha, besar badannya. Namun sebelumnya Yudha telah menduga apa yang akan disampaikan oleh si penelpon.

Yudha : (Sambil menekan tombol terima) “Hallo, Assalammualaikum..”
Penelpon : (eh ternyata duluan si penelpon yang bilang) “Assalammualaikum”
Yudha : “walaikumsalam…”
Penelpon : a kaba yudha?”
Yudha : “sehat …”
Penelpon : sadang dima kini ?”
Yudha : di pasa baru, … ?”
Penelpon : “manga tu?”
Yudha : adolah ciek, ada a tu?
Penelpon : (Langsung saja sipenelpon mengeluarkan titahnya, kira-kira kalimatnya seperti ini) “giko … Yudha di BEM KM liak yo , sebagai Mensesneg, siapkan?”
Yudha : (mampus… the dream became true, lamo tamaik lai ko ?) “Mensesneg tu a tu …?” (pura-pura bego nih anak)
Penelpon : “Menteri Sekretaris Negara, siapkan?”
Yudha : (tidak ada alternatif jawaban lain selain…) “yo lah …”
Penelpon : “Okelah kalau begitu, saya yakin Yudha mampu. Tunggu selah kabar selanjutnya, alah tu yo , assalammualaikum..”
Yudha : “Walaikumsalam” (telepon ditutup) Mampus…

 

Menteri Sekretaris Negara? Apaan tuh? A karajonyo tu ? Meleset sudah semua prediksi, dan yang pasti tidak ada biaya yang dikeluarkan karena taruhan dengan Pakde batal karena tidak sesuai kesepatakan. Inilah dugaan yang tidak terduga sebelumnya, diluar prediksi. Akibatnya Yudha kebingungan sendiri mengenai jabatan atau amanah – dalam bahasa halusnya –  yang harus Yudha terima. Seperti yang Yudha ceritakan sebelumnya tidak ada persiapan atau modal kompetensi yang Yudha miliki sebagai seorang mensesneg, karena yang terlintas dari hasil candaan dengan Pakde, kalau tidak menkeu ya mendagri. Mampus..

Pada saat itu Yudha isi kartu as Yudha dengan As 25.000. Yudha mau menelpon beberapa orang untuk minta wejangan dan informasi mengenai “makhluk macam apakah mensesneg itu?”. Seingat Yudha ada beberapa orang yang Yudha telpon menggunakan #1 (1000/10 menit), M Ali Rusydi (Yudha telpon atau tidak ya? ), HDP alias Hanif Dwi Putra (mungkin ), dan terakhir Adib Fadhil (100% ditelpon). Kira-kira adalah 20 menit lebih Yudha menelpon beliau (Adib Fadhil) untuk berbagi mengenai penunjukkan Yudha sebagai mensesneg.

Beliau bilang begini: “kalau Yudha dipilih sebagai mensesneg, itu tandanya Yudha dinilai mampu untuk menerima hal tersebut, bisa jadi disanalah kemampuan Yudha tapi Yudha tidak menyadarinya”. Namun beliau tidak banyak bercerita mengenai apa saja tugas dan fungsi seorang menteri sekretaris negara.

Untuk menambah wawasan mengenai mensesneg, langsung yudha bertanya pada om google dengan keyword “mensesneg” atau “menteri sekretaris negara”. Hasilnya macam-macam namun cukup untuk menambah wawasan, bahkan Yudha menemukan situs www.setneg.go.id , situs resmi sekretariat Negara Republik Indonesia yang salah satu isinya adalah UU, Perppu, PP, Keppres, Perpres, dan lain-lain (situs ini banyak membantu dalam menjalankan tugas Yudha sebagai Mensesneg, banyak referensi yang dapat diambil, terutama dalam membuat Keppres). Sebelumnya kalau Presiden mengeluarkan keputusan melalui SK (presiden kok pake SK?), pada masa Yudha setiap keputusan presiden yang dibuat harus di Keppres-kan, dan memang banyak keppres yang harus dibuat.

Yudha juga baru tahu kalau presiden tidak berada di tempat atau keluar negeri, maka harus dibuat keppres tentang penunjukan wakil presiden untuk melaksanakan tugas presiden sampai presiden kembali.

Last but not least, bertanya pada para pendahulu, M Fauzi Amri di warnet Palazzo. Hampir setiap hari pada masa awal kepengurusan Yudha sering diskusi dengan beliau dan Alhamdulillah, beliau sabar dan banyak memberikan masukan, serta kadang-kadang dapat ngenet gratis kalau nginap di Palazzo. Terima kasih.

Beliau berkata: “Mensesneg adalah satu-satunya menteri yang tidak memiliki departemen (program kerja), jadi berikanlah bantuan/backup pada setiap kegiatan departemen, tolonglah apa yang bisa ditolong, posisikan diri dengan staf agar dapat dekat dengan mereka, buat mereka nyaman”.

Tapi satu minggu menjadi mensesneg, akhirnya Yudha tahu apa tugas Yudha yang pertama (selain masalah sekretariat negara), yaitu memberi penjelasan pada presiden mengenai studentstate dan tata negara. Ternyata kabro tidak mengerti sama sekali mengenai itu, hahahaha…

≈ selesai ≈

≈ bagian 1 ≈

≈ bagian 2 ≈

Padang, 16 Juli 2010

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *